WELCOME TO MY BLOG♥

Kamis, 07 Februari 2013

Frienship part 2

 (c..)
 "Ady!!! kenapa lo diem aja sih kalo di gangguin kita?lo gapernah kesel emangnya digangguin sama kita terus?  kenaapa lo gapernah marah kalo kita gangguin elo?" Sheryn membrondong banyak pertanyaan. aku tetep diam menatap benda yang kupegang
"yeee, ngomong aja jarang apalagi marah ryn" jawab Tamara. bukan aku yang menjawab.
Tamara dan Sheryn langsung pergi meninggalkan ku.tak lama kemudian billy kembali ke kelas sehabis dari kantin. mengahampiriku. lalu duduk disampingku.
"dy" Billy membuka percakapan
"hmm?"
Billly tampak menimbang nimbang dia mau bertanya apa"kok gue perhatiin, lo kalo diajak ngomong cewe gapernah liat kematanya ya?"
"emangnya iya?" ujarku. tak mengerti arah pembicaraan ini
"iya, apalagi lo kalo diajak ngomong Tamara, kayak tegang gitu, bukannya lo sama dia udah temenan lama ya?"
"engga ah biasa aja kok. gua cuman gabegitu suka deketdeket sama cewe. ya... kecuali Tamara"
"dy, gue boleh nanya sesuatu ga?" sepertinya aku tau ke arah mana pembicaraan ini nantinya.
"mau nanya apa? tentang Tamara?"
"hem.... iya, hehe. lo suka sama Tamara ya dy?"
DEGGGG... kau tak pernah bisa menjawab pertanyaan ini sebelumnya. aku tak mengerti apa yang aku rasa. aku menyayanginya sebagai sahabat atau lebih dari sahabat? Aku tak tahu, yang aku rasa ketika bersama dia adalah nyaman. aku senang berada didekatnya.
aku diam cukup lama. tak tahu apa yang aku pikirkan saat ini. di otak ku hanya terpikirkan bayangan Tamara, hanya itu. "dyyyy? lo suka sama dia? kok diem aja gue tanya? " billy mengulang pertanyaannya.
"engga gue gasuka dia, gua sayang dia sebagai sahabat" mungkin aku berbohong. berbohong terhadap diriku sendiri, berbohong tentang perasaan ku sendiri. aku tak mau ada orang yang mengetahuinya. meskipun orang yang sudah lama ku kenal. Billy hanyak mengangguk angguk. mendengar jawabanku. aku bertanya lagi "kenapa emangnya bil" tanyaku lagi. aku penasaran apa yang akan dia katakan. tibatiba muka Billy memerah. kontras dengan wajahnya yang putih. aku berharap dia tidak mengatakan apa yang ingin tidak ingin dengar.
"Kayaknya gue suka sama Tamarra dy. lo mau kan bantuin gue biar gue bisa deket sama dia?lo kan udah jadi sahabatnya Tamara, pasti lo bisa bantuin gue dong, please dy,please" ucap billy dengan wajah memelas.
raut muka wajahku berubah,seketika hatiku terasa dihantam oleh bertonton batu. aku diam. aku mematung. tidak memberi tanggapan apaapa. aku tak tahu harus menjawab apa.aku tidak pernah mengerti apa maksud cinta pada pandangan pertama. karna aku tidak pernah merasakannya. karna dari kecil aku hanya bersama satusatunya perempuan yang bernama Tamara.mungkin sekarng aku mengakuinya. aku mencintai Tamara, amat sangat mencintainya. tapi aku tak pernah mengatakan apa yang aku rasakan aku takut persahabatan kami retak hanya karna katakata cinta yang menurutku tak masuk akal itu.
"adyyyy?? lo kenapa?"  tanya Biily bingung karna perubahan raut wajahku. seketika ring sekolah berdering, itu bertanda pelajaran akan segera dimulai. Tamar dan Sheryn masuk kelas bersamaan. Billy mengisyaratkan agar aku tetep diam. dan aku memang hanya diam. aku melihat muka billy merah kembali karna bertatapan mata dengan Tamara. Tamara tidak menyadarinya, dia hanya melewati bangku kami.
Aku tak pernah mengerti jalan pikiran orang orang yang buta karna cinta. Aku juga tak mengerti jalan pikirku gimana.

      Seharian ini aku hanya diam dikelas, memikirkan apa yang barusan dikatakan oleh Billy, teman sebangkuku. dia menyukai tamara, apa yang harus aku perbuat?melepaskan tamara? memperthankan tamara? menyatakan perasaanku yang sebenarnya?membantu Billy mendekati Tamara? aku tidak tahu, pertanyaan itu membuat otak ku ingin pecah. aku tak mau semua itu terjadi. aku hanya ingin Tamara menjadi miliku.Hanya miliku.
     ring bel sekolah berbunyi lagi, tanda saatnya pulang sekolah. seperti biasa, aku pulang bersama tamara. tamara memerhatikan aku terus selama perjalanan ke parkir motor. aku mulai risih ditatap seperti itu oleh Tamara
"Tam, jangan tatap gue kayak gitu, gua gasuka" ujarku tanpa menatap matanya. Tamara dia, tetap menatapku. "Tam, stop liatin gue kayak gitu, gue gasuka" ujarku sedikit ketus, aku tak tahu dia mendengar perubahan terhadap suaraku atau tidak.
"lo kenapa? hariini aneh, keliatan lagi banyak pikiran, would you tell me something? " ujar tamara
aku diam, aku tak mungkin jujur tentang apa yang aku pikirkan, bagaimana mungkin aku bilang jika aku sedang memikirkannya?
"gue gapapa"
"lo kenapa napa.lo kenapa? gue udah kenal sama lo hampir selama hidup gue. lo juga gabisa boong sama gue,karna gue tau kalo lo boong".ujar tamara. aku  diam. hanya terus tetap berjalan.
     hariini Tamara bermain dirumahku, entah sekedar mem-browser atau bermain bersama adiku atau sekedar tidurtiduran dikasurku. kami membicarakan apa saja dikamaruku. sampai akhirnya Tamara berbicara sesuatu.
"dyy, menurut lo billy gimana?" ujar Tamara, tibatiba aku membeku mendenggar nama itu.
"biasa aja,kenapa? jangan bilang...." aku menggantung katakata ku
"engga kok, lagian gue cuman iseng nanya aja ke lo"
"emangnya gua mau bilang apa, Tam?"
Tamara diam, tidak bersuara. aku yakin dia measakan hal yang sama terhadap Billy. aku diam, tidak ingin tahu dan tak mau tahu apa yang irasakan oleh Tamara terhadap Billy. aku yakin, itu hanya membuat hatiku sakit. kami samasama diam dan tak bersuara.Tamara tak bersuara, tumben dia dia. saat aku lihat, dia tertidur. aku menghampirinya, muka kami hanya berjarak beberapa centi. aku dapat melihat dengan jelas muka cantiknya itu.hidungnya yang mancung, alis matanya yang tebal, dan bibinya yang tipis. lalu aku mencium rambutnya. dengan lembut, aku tidak mau dia terbangun, aku mau setiap saat seperti ini. bisa melihat dia dengan jarak amat sangat dekat.aku tersenyum simpul melihatnya.
     waktu menunjukan waktu 7 malam.Tamara terbangun. dia masih tidak sadar dia tidur dikamar siapa. setelah mulai sadar, dia kaget. dia berteriak memanggil namaku. saat itu aku sedang mengambil minum. aku kaget hampir tersedak saat minum. saat aku kekamar, Tamara sudah marahmarah kenapa aku tidak membangunkannya. aku beralasan karna aku tidak mau menggagu tidurnya. sebenarnya aku punya alasan lain yang lebih kuat mengapa aku tidak ingin membangunkannya.
     setelah mengantarkan tamara sampai depan rumahnya, dia masuk kerumah. aku menunggu dia sampai benarbenar masuk kerumahnya. aku diam sejenak, aku kembali terpikirkan katakata Billy dan Tamara tadi. apa mungkin aku dapat membantu mereka padahal aku sendiri cinta dengan Tamara? aku frustasi,aku  mengacakacak rambutku, lalu pulang kerumah. (c..)

    
                                                               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar